Jumat, 28 November 2014 di 22.23 Diposting oleh Yulius Adi 0 Comments

 
Judul : Merdeka - Di Bukit Selarong
Penerbit : Koloni
Penulis : Ockto, Seta, dan Bayu

Komentar
Ini adalah komik yang bercerita tentang sekelompok pelajar SMP yang harus membuat project pelajaran sejarah. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke tugu proklamasi Jakarta, namun terjadi keanehan, secara tiba - tiba muncul sesosok roh yang membawa sekumpulan pelajar ini ke masa perang Diponegoro. Mereka harus mendapatkan beberapa benda keramat dari pahlawan - pahlawan yang ada untuk kembali ke masa kini (mirip seperti cerita Kamen Rider Decade). Komik ini cukup lucu karena di komik ini tidak ada adegan pembunuhan, semua yang mati karena perang berubah menjadi wayang.
.
Kelebihan 
- Gambar tidak mengikuti pakem manga yang ada dan banyak beredar di pasaran, sehingga sangat berasa Indonesia.
- Jalan ceritanya unik karena mengajarkan semangat nasionalisme pada anak - anak.
- Moral ceritanya sangat bertema kepahlawanan.
- Lewat membaca komik ini, anak - anak akan sangat tertarik untuk belajar sejarah terutama kisah Pangeran Diponegoro.
- Adanya riset yang mendalam terutama tentang mardjikers (Belanda Hitam) yang memang jarang diungkap di buku - buku sejarah.
- Semoga ke depan akan bermunculan komik - komik sejarah yang dapat mempertinggi rasa patriotisme bangsa Indonesia.

Saran
- gambar kurang mendetail, tapi dapat dimaklumi karena komik ini adalah komik anak - anak.
- Jalan cerita terlalu sederhana, mungkin bisa ditambahkan detail - detail sejarah mengenai pangeran diponegoro.
-  Tokoh protagonis yang semuanya memiliki kekuatan super sehingga terlalu gampang menghancurkan musuh (kurang greget). Akan lebih baik lagi bila masing - masing tokoh memiliki kekuatan yang berbeda - beda.
- Benteng yang dibuat jadi meriam rasanya terlalu mengada - ngada, mengingat kekuatan dari benteng stelsel adalah untuk memperkecil wilayah gerilyawan.

Overall
- Komik yang bagus untuk anak anak yang memberikan semangat nasionalisme sekaligus memperkenalkan sejarah Indonesia.


Resensi
Ockto mengisahkan sekelompok pelajar SMP yang mendapat tugas sekolah untuk membuat karya tulis. Salah satu kelompok memilih tema perjuangan pahlawan. Sebagai titik awal menggarap tugas, kelompok ini mengunjungi Tugu Proklamasi.
Adegan di Tugu Proklamasi begitu menggelitik. Tempat berwibawa ini disodorkan Ockto dengan potret kritis. Betapa Tugu Proklamasi “hanya” menjadi tempat pedagang tiduran, remaja berpacaran, dan arena anak bermain, bahkan bangunan tugu jadi korban vandalisme. Jauh dari kesan wibawa.
Titik tolak cerita berawal dari sini. Kelompok pelajar ini dibawa sesosok arwah ke masa silam di era Perang Diponegoro. Mereka pun terlibat dalam perang besar itu. Kocak.Si penulis cerita tampak melakukan riset untuk menggarap komik ini. Salah satunya penggarapan prajurit Belanda yang merupakan para mardijkers, orang merdeka yang semula adalah budak berasal dari Afrika. Riset semacam inilah yang memperkaya kisah.
Gambar - gambar



0 Responses so far.

Posting Komentar