Siapa Saya?
Saya adalah seorang blogger yang sangat mencintai dunia manga.
Beberapa hari belakangan ini saya mulai tertarik untuk membaca komik Indonesia, dan ternyata komik Indonesia tidak kalah dengan komik Jepang yang ada di pasaran.
Setelah beberapa lama saya coba untuk hunting dan mengoleksi komik Indonesia terbitan koloni (M&C). Ini adalah beberapa koleksi buku komik lokal yang saya kumpulkan sekaligus komentar saya mengenai komik - komik tersebut. Komentar saya tidaklah merupakan kebenaran mutlak karena saya sadar setiap karya yang dibuat dapat dinilai oleh selera masing masing orang yang berbeda. Jadi semua komentar saya di blog ini diambil dari persepsi dan selera saya saja.

Tujuan Membuat Blog ini
Komentar dalam blog ini semata - mata bertujuan untuk memajukan komik Indonesia. Semoga komentar dari saya ini dapat memberikan masukan untuk karya yang lebih hebat lagi.

Kisah Saya dan Komik 
1. Era Komik Indonesia Stensilan
Saya mengenal komik sejak saya berumur 7 tahun (1987) waktu itu komik Indonesia seperti komik "Gareng Petruk" dan "Gundala Putra Petir" sedang masuk era keemasannya. Pada waktu itu saya menabung tiap bulan agar bisa dibelikan komik-komik stensilan ini (pada masa itu harga komik Indonesia ini Rp. 300 perbuku). Lama - lama koleksi saya menjadi cukup banyak dan terkumpul dalam satu kardus sendiri. Waktu itu karena jadi malas belajar, mama saya membuang komik - komik itu. (sedih...)

2. Era Komik Tiger Wong
Sekitar tahun 1991 (waktu saya kelas 5 SD) muncul komik Man Hua tentang kung fu yang dibuat full color dan tebal. Komik jenis ini juga cukup besar sebesar majalah dan menampilkan gerakan - gerakan silat yang memukau. Pada masa itu harga 1 buah komik Tiger Wong atau Tapak Sakti adalah Rp. 2000 perbuku atau setara dengan 3 mangkok mie ayam. Pada waktu itu karena cukup mahal maka saya hanya membaca komik ini di rumah teman yang memang langganan komik Tiger Wong ini. Namun pada masa ini saya sudah mulai menggambar komik sendiri, dengan modal kertas folio bekas dan pulpen saya coba menggambar beberapa komik action. Komik saya banyak dibaca oleh teman-teman sekomplek, namun karena belum ada les manga dan penerbit komik lokal maka komik-komik tersebut berakhir di dalam kardus di gudang rumah saya. Andai saja saya lahir di era ini, mungkin saya juga akan menjadi seorang komikus (he he he)

3. Era Komik Manga (komik Elexmedia Komputindo)
Sekitar tahun 1993 mulai muncul komik saku (dengan ukuran kecil) yang dibuat oleh mangaka - mangaka Jepang. Komik yang paling laris saat itu adalah Doraemon, Kungfu Boy, dan Candy - Candy. Pada saat itu 1 komik Jepang inii dijual seharga Rp. 3000, karena saya saat itu sudah SMP jadi uang sakunya lebih banyak dan bisa ditabung untuk membeli komik. Komik yang saya sukai adalah Kungfu Boy dan Breakshoot, saya mengoleksi komik komik ini. Setelah banyak komik Jepang muncul, dibangunlah banyak tempat - tempat persewaan komik, masa ini adalah masa keemasan Taman Bacaan.

4. Era Digital Comic (E - Comic)
Era ini muncul dikarenakan majunya internet di Indonesia. Sekitar tahun 2005 banyak sekali komik - komik yang discan dan diupload di internet. Banyaknya mangascan ini membuat orang Indonesia bisa membaca komik Jepang bahkan sebelum komiknya masuk ke Indonesia. Namun dampaknya lebih banyak orang yang membaca komik magascan ini sehingga buku komik jadi tidak laku karena memang cukup mahal. Bayangkan di era ini satu buku komik berharga 13.000 - 15.000 rupiah perlembarnya, kalau menurut saya bila ingin buku komik kembali berjaya seperti di era 1993 an maka harga yang normal adalah 5.000 rupiah perbuku. Bila ada penerbit yang berani menjual buku komik nya dengan harga 5000 rupiah saya yakin pembaca mangascan akan beralih ke buku komik.

Jayalah komik Indonesia

Yulis (Emje)